Keluar Dari Mimpi dengan Memahami Hakikat Hidup

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on pinterest
Dr Dewa
Dr Dewa Wijaya di depan salah satu sudut ornamen bernuansa Bali di kediamanya

AL IQRO’ Ampenan – Semua orang pasti pernah bermimpi. Baik mimpi indah atau mimpi buruk. Biasanya mimpi hanya bisa dialami seseorang saat ia sedang tertidur.

Namun sebagian orang menilai bahwa kehidupan adalah mimpi panjang bagi manusia. Mimpi yang dijalani oleh setiap individu meski sedang terjaga.

“Hidup yang dijalani manusia bisa jadi hanya ibarat mimpi belaka. Kebahagiaan dan kesulitan yang dijalani semu dan tak berarti sama sekali,” ungkap seorang pemerhati sosial budaya Dr. Dewa Wijaya dalam satu kesempatan berbincang santai dengan beberapa pihak di jakarta baru-baru ini.

“Keberhasilan, pencapaian target dan cobaan serta kegagalan yang dihadapi. Tidak memberinya pemahaman tentang hidup sama sekali,” sambung pria berlatar pendidikan hukum tersebut.

Dewa menyebutkan bahwa semua tahap dalam hidup, seharusnya menuntun setiap induvidu untuk lebih memahami hakikat kehidupan. Tidak hanya sekedar berjuang keras untuk memuaskan nafsu dan keinginan, serta berjibaku membabi-buta untuk menyelesaikan masalah yang mendera.

Menurut Dewa, manusia secara nyata memiliki sisi khusus dalam dirinya. Sisi yang membuatnya lebih istimewa dibanding semua makhluk lain yang pernah diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Yaitu bagian teristimewa yang membuatnya mampu menerima anugerah pemahaman mendalam tentang hakikat kehidupan.

“Ada bagian dalam diri setiap manusia yang membuatnya memiliki kemampuan untuk memahami nilai-nilai hakikat hidup. Bagian paling inti dari hati manusia,” sebut putra asli Bali tersebut.

“Bahwa hati manusia memiliki inti yang membuatnya mampu terhubung dengan Sang Pencipta. Inti yang bekerja seperti otak bagi tubuh manusia,” papar Dewa mulai menjelaskan isi pembicaraanya.

Ia menjelaskan bahwa hakikat kehidupan merupakan ilmu yang hanya dimiliki oleh Tuhan sendiri. Dan mutlak menjadi hak preogatif Tuhan jika ingin Dia teteskan pada manusia pilihan-Nya. Satu-satunya terminal yang bisa menghubungkan aliran tetesan ilmu hakikat itu adalah otak hati manusia tersebut.

“Tanpa mengenal otak dari hati kita, maka akan mustahil bagi kita sebagai manusia biasa ini bisa terhubung dengan Sang Pencipta. Maka akan mustahil juga kita bisa menerima ilmu pemahaman tentang hakikat kehidupan,” jelas ayah dari tiga putra putri ini.

“Dan diakui atau tidak, disadari atau pun tidak. Manusia yang tidak mendapat anugerah pemahaman tentang hakikat kehidupan, sejatinya belum sebenar-benarnya hidup. Hidupnya hanya seperti mimpi panjang semata,” sambungnya.

Dewa membuka sedikit pengetahuan tentang pentingnya memahami hakikat kehidupan. Bahwa bagi manusia yang telah mendapat pemahaman tersebut. Akan merasakan keindahan tanpa rasa bosan dalam kebahagiaan, dan keindahan yang membahagiakan dalam kesulitan.

“tanpa pemahaman tentang hakikat kehidupan, kesenangan itu akan sangat pendek batasanya. Kesulitan akan terus berulang dan menyiksa. Memang akan tidak mudah dimengeri. hanya bisa dialami dan difahami sendiri,” pungkasnya tegas. (red)

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on pinterest

Berita Terkait