Kebahagaiaan dan Kebenaran Dari dan Untuk Dewa

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on pinterest
kebahagiaan dan kebenaran dari dan untuk Dewa

AL IQRO Ampenan – Kebutuhan yang paling pokok dari kehidupan setiap individu di muka bumi adalah kebahagiaan dan kebenaran. Dua hal yang menjadi kiblat semua upaya dan usaha yang dilakukan manusia, baik di sadari ataupun tidak.

“Setiap hari sebagian besar dari kita bekerja keras untuk mendapatkan penghasilan. Ujungnya adalah mencari kebahagiaan dengan penghasilan yang kita dapatkan. Setelahnya kita mencari pasangan, terus memiliki keturunan juga ujungnya adalah untuk kebahagiaan,” ungkap AKBP Dr. Dewa Wijaya dalam tulisan singkatnya pada sebuah group media sosial, selasa (14/6).

Secara mendasar menurut Dewa, 3 hal inti yang pasti menjadi keinginan pokok dalam hidup, yaitu pasangan, uang dan aset serta posisi dan kedudukan. Adalah bermuara pada hadirnya kebahagiaan untuk pihak yang berhasil mendapatkan ketiganya sesuai dengan ekspektasinya. Jadi kunci terwujudnya kebahagiaan dari tiga hal itu adalah kesesuaianannya dengan keinginan yang dijadikan standart pencapaian dari ketiganya.

“Sebenarnya bahagia itu jadi tidak sulit diwujudkan. Cukup sesuaikan pencapaian terkait pasangan, uang atau harta dan kedudukan yang didapatkan dengan standart keinginan atau ekspektasi. Secara sederhana namanya syukuri yang sudah diraih. maka kebahagiaan akan bisa dimiliki sepenuhnya,” jelas Doktor ahli hukum yang dikenal banyak bergaul dengan para ahli filsafat tersebut.

Setelah kebahagiaan dengan kunci rasa syukur itu terwujud. Menurut Dewa akan ada satu hal lagi yang menjadi kebutuhan fundamental manusia yang selanjutnya akan menjadi tuntutan untuk juga harus bisa terpenuhi.

“Satu hal sangat penting itu namanya kebenaran,” ungkapnya dengan intonasi perlahan.

“Namun tak perlu khawatir. Kebenaran adalah sesuatu yang pasti dan bukan menjadi ranah manusia untuk menghadirkannya,” sambung Dewa.

“Kebenaran adalah bahasa yang bisa didengar oleh yang tuli dan bisa dilihat oleh yang buta,…” sebut Dewa mengakhiri kalimatnya tanpa penjelasan lebih mendalam. (red)

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on pinterest

Berita Terkait