(Mataram, 17_9_21) Abdul Rahman, Ketua Komisi Tiga DPRD Kota Mataram menceritakan pengalaman yang menurutnya cukup unik. Pengalaman yang memunculkan dua perasaan yang bertentangan dalam hatinya. Pertama ia merasa prihatin mengetahui kondisi budaya dan seni di Mataram. Kedua Ia mengaku bahagia dipercaya masyarakat penggiat seni budaya, untuk menceritakan harapan mereka kedepan. “Di hari yang sama saya […]selengkapnya
(AL IQRO’ Ampenan) – Seorang teman bertanya, apakah saya juga menggunakan De Levensgeschiedenis van W. P. Mamalyga (Malygin) – Rustverstoorder in Nederlandsch-Indië yang ditulis Elizaveta Ivanovna Gnevusheva sebagai salah satu bahan serial tulisan saya ini? Saya jawab dengan balik bertanya, mengapa harus menggunakan referensi yang bukan merupakan bahan data primer? Entahlah bagi para pemuja dokumentasi […]selengkapnya
(AL IQRO’ Ampenan) – Bangsa Dacia yang menghuni wilayah di Eropa Tengah bagian timur sejak 82 SM, memiliki catatan panjang. Kerajaan bangsa ini berada di Sarmizegetusa, kota di tengah Pegunungan Carpathia, berbatasan dengan Sungai Donau, Laut Hitam, Sungai Dniester, dan Sungai Tisza. Setelah dihancurkan pasukan Romawi di tahun 106, kota ini berubah nama menjadi Ulpia […]selengkapnya
(AL IQRO’ Ampenan) – Kisah-kisah perang Lombok di tahun 1894 hampir seluruhnya ditulis dengan mengutip referensi Belanda. Seolah tanpa menggunakan catatan-catatan Wouter Cool, Alfons van der Kraan, atau WE Asbeek Brusse dan sejumlah dokumen di Leiden, ulasan yang dibuat bukan kesejarahan yang sahih tentang pulau ini. Pada tulisan saya kali ini, saya mengangkat sudut pandang […]selengkapnya
SUATU siang di Bulan Ramadhan di tahun 1980an, seorang pemuda ugal-ugalan di jalan raya kawasan Kekalik, Mataram. Ia mengendarai sepeda motor Yamaha RX King, kendaraan terlaju dan sangat bising, bolak-balik sambil merokok. “Sudah bikin onar, dia tidak puasa pula. Sungguh mengganggu,” kenang Muhammad Iqbal. Saat itu Iqbal masih mahasiswa. Ia indekos di wilayah Kekalik. Merasa […]selengkapnya
KERTAS itu masih tersimpan. Selembar kertas buku tulis anak sekolahan yang digunakan tahun 1970an. Terlipat kecil-kecil, ketika dibuka nampak 32 kotak bekas lipatan. Karena tak pernah dibuka, di salah satu sudut terkikis dimakan usia. Nurmayati (49) membukanya dengan hati-hati. Ketika seluruh lipatan berhasil dibuka, di beberapa bagian sobek dan berlubang. Di hampir seluruh permukaan kertas […]selengkapnya
ADA banyak kisah menarik ketika Datuk Syeikh TGH Ahmad Tretetet berada di kampung halamannya di Lombok Timur. Keseharian sang tokoh sejauh ini lebih banyak diketahui publik saat ia berinteraksi jauh dari lingkungan keluarganya. Ahmad Tretetet tinggal di Lingkungan Kokok Lauk II, Kelurahan Kelayu Selatan, Selong. “Tempat tinggal Wak (paman – bahasa Sasak, Lombok) hanya selang […]selengkapnya
ALMAGHFURLAH TGH Sibawaihi Mutawalli satu dari beberapa ulama masyhur di Pulau Lombok. Nama Pemimpin Pondok Pesantren Darul Aitam wal Masaqin ini semakin berkibar setelah mendirikan Yayasan Amhibhi, sebuah pamswakarsa yang memiliki ratusan ribu anggota. Sibawaihi sangat mengagumi Datuk Syeikh TGH Ahmad Tretetet. Di sejumlah pengajian yang digelarnya, ia kerap menyebut kekaromahan ulama misterius itu tidak […]selengkapnya
SEKALI waktu Datuk Syeikh TGH Ahmad Tretetet menjenguk Saleh Amin, cucunya semata wayang, di Karang Panas, Ampenan. Tak pernah ia bertingkah aneh-aneh, apalagi menunjukkan berbagai kelebihan yang mencengangkan banyak orang. “Datoq kalau ke rumah bersikap biasa-biasa saja. Memberi nasihat-nasihat, seperti orangtua pada umumnya, kepada anak-anak atau cucunya. Disuruh rajin shalat, mengaji, dan sekolah,” kata Saleh […]selengkapnya
JANGANKAN dapat bersua sosoknya, gambarnya pun tidak mudah diperoleh. Foto Datuk Syeikh TGH Ahmad Tretetet bin TGH Umar Kelayu hanya beberapa saja yang beredar di internet. Hanya ada tiga foto. Menurut sumber-sumber Al-Iqro, dulu saat belum ada teknologi foto digital, untuk memiliki duplikat foto sang wali ini, sering menemui kendala. Anehnya, beberapa kali dicoba hendak […]selengkapnya