(AL IQRO’) – Makin banyak orang yang merasa hidupnya semakin hari terus terasa semakin berat. Beban hidup terasa terus bertambah, bahkan banyak yang sampai tak tahu lagi apa yang harus dilakukan untuk dijadikan solusi atau jalan keluar dari kondisi yang dihadapinya.
Dewa Wijaya seorang pengamat budaya menilai bahwa, situasi seperti itu tidak lain adalah bentuk konsekuensi dari gaya hidup dan kebiasaan masing-masing personal. Meski demikian banyak orang yang berada pada situasi itu, tidak menyadari bahwa situasi yang dihadapinya merupakan buah dari apa yang dijalani dan dilakukanya sehari-hari.
“Sangat umum dan sering kita dengar istilah, siapa yang menanam, dialah yang menuai. Apa yang ditanam, itulah yang akan dituai,” ungkap Dewa disuatu kesempatan saat Ia sedang bertandang ke Pulau Dewata Bali (17/01/20).
“Meski sudah umum kita dengar, banyak orang yang tidak mampu meresapi dan memahami serta menjalani konsep tersebut,” tambah Dewa.
Menurutnya, cara menjalani hidup yang indah dan nyaman sebenarnya sangat sederhana. Cukup dengan mencerminkan orang lain sama dengan diri sendiri. Apa yang tidak nyaman dirasakan dan tidak diinginkan untuk terjadi pada diri sendiri, tentu tidak diinginkan juga oleh orang lain.
Sebaliknya apa pun yang terasa nyaman dan menyenangkan saat terjadi pada diri, tentu orang lain juga akan berharap terjadi pada dirinya.
“Jika terlahir dan hidup normal, pada dasarnya kita semua sama saja. yang kita suka orang lain pasti suka. Begitu pula sebaliknya, untuk orang yang tidak normal yang tentu lain lagi ceritanya,” sambung pria yang masih terdaftar aktif sebagai Anggota Polri ini.
“jadi jangan berhianat, mencuri, menipu dan sebagainya, jika kita tidak ingin dihianati, dimalingi atau ditipu oleh orang lain. Karena belakangan ini balasan dari perbuatan kita, pasti datang dalam bentuk tunai. Sepertinya ini sudah akhir zaman,” pungkasnya sambil tertawa renyah dan lepas. (red)