Dr. Dewa: Cinta Itu Natural Berbeda Dengan Kebencian

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on pinterest
Dr.Dewa Wijaya berpose bareng Istri Suwandewi

AL IQRO’_Ampenan – Beberapa waktu belakangan ini sejumlah media terus-menerus menyuguhkan pemberitaan yang berkaitan dengan dipulangkannya seorang pemuka agama, saat baru masuk gerbang salah satu negara ternama.

Pemberitaan juga menerangkan bahwa pemuka agama tersebut tidak bisa melanjutkan agendanya di dalam negara yang dituju, karena ia dinilai berkaitan dengan faham tertentu.

Tidak berkaitan langsung dengan kejadian itu, Dr. Dewa Wijaya seorang pemerhati sosial budaya tergelitik untuk menjabarkan sedikit pemahamannya berkenaan dengan dua sifat yang ada dalam diri manusia. Dua sifat yang selalu bertentangan dan sering membuat luntur profesionalisme serta etika seseorang dalam bertindak dan mengambil keputusan.

“Dua sifat itu adalah cinta dan kebencian. Dua sifat ini jika sudah terlibat dalam suatu urusan, meski sepenting apapun urusan itu. Manusia jadi bisa berbuat tidak logis dan jauh dari standart adab,” sebut Dr. Dewa menyebutkan inti fokus dari pembahasannya kali ini.

Cinta dalam diri manusia, baik yang berkaitan dengan hubungan antara dua orang maupun yang berkaitan dengan banyak orang atau bahkan cinta antara manusia dengan yang selain manusia. Menurut Dewa memberi kemegahan cita rasa dalam hati. Cita rasa itu membuat semua hal yang berkaitan dengannya menjadi terasa sangat luar biasa indah. Sementara sebaliknya, rasa benci memberi keterpurukan cita rasa yang mendalam. Apapun yang berkaitan denganya selalu mewujudkan rasa yang sangat gelap dan menyakitkan.

“Yang paling menarik dari dua hal itu, adalah sumbernya yang ternyata jauh berbeda. Cinta itu merupakan sesuatu yang alami, secara natural bersamaan hadir saat setiap manusia diciptakan,” sebut Dewa dengan wajah cerah cemerlang.

“Sementara kebencian ternyata diajarkan secara turun temurun. Tidak natural tumbuh dari dalam diri manusia,” ungkapnya melanjutkan kalimatnya.

Dijelaskan Dewa bahwa perasaan suka terhadap hal yang indah dan baik, tanpa diajarkan pun secara natural akan menjadi pilihan manusia. Bahkan oleh anak kecil sekalipun. Namun kebencian dan tindakan yang mengikutinya, tidak secara natural bisa dilakukan manusia. Harus ada orang lain yang mengajarinya hal-hal tersebut.

“Cinta itu alami. Kebencian itu diajarkan.” pungkas Dr. Dewa menyimpulkan penjabaranya.

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on pinterest

Berita Terkait