(AL IQRO’ Mataram) Bukan kehidupan manusia namanya jika tidak ada rahasia dalam rahasia dan jika tidak ada kunci didalam kunci atau jika tidak ada pamungkas dalam ilmu pamungkas. Setelah bertutur panjang lebar mengenai kualitas manusia sebagai individu, yang diukur dari level kapasitas QQ-nya yang merupakan ilmu pamungkas dari kapasitas IQ, EQ dan SQ, (tercatat pada tulisan http://www.aliqro.com/?p=3979 dan http://www.aliqro.com/?p=3985 .red). Pengamat sosial budaya I Dewa Nyoman Agung Dharma Wijaya kembali membongkar satu kunci pamungkas sebagai rahasia dalam rahasia, dengan mengupas lebih dalam hasil dari pengkajian tentang IQ, EQ, SQ dan QQ.
“Sebenarnya ini bukan hal baru, hanya jarang dibicarakan bahkan tampak sangat jarang mendapat atensi dari para ahli psikologi. Atau karena mungkin hal ini akan sulit dijabarkan, saat penjelasan tentang hubungan antara IQ, EQ, SQ dan QQ belum teruraikan dengan optimal.” Kata Dewa Wijaya mengawali pembahasanya petang akhir minggu itu, Sabtu 13 06 2020.
“Varibel pamungkas itu biasa dikenal dengan istilah AQ, Adversity Quotient atau dalam bahasa kita bisa diartikan sebagai kemampuan untuk bertahan.” Sambung Dewa Wijaya menyebutkan variabel pamungkas yang dibahasnya kali ini.
Lebih jauh dijelaskanya bahwa kecerdasan berfikir atau IQ yang dikombinasikan dengan kemampuan mengelola emosi atau EQ dan kecerdasan secara spiritual atau SQ, akan membuahkan hasil berbentuk kemampuan membaca pertanda alam semesta atau yang sebelumnya ia sebut sebagai QQ. Qualifying Quotient ini sendiri yang tampak dalam keseharian sebagai sebuah bentuk keberuntungan, dalam level tinggi akan membuahkan kompetensi berikutnya yang berbentuk kemampuan untuk bertahan dalam menghadapi kesulitan dan tantangan. Variabel itulah yang disebut sebagai AQ.
“Jadi jangan difikir bahwa orang dengan kapasitas QQ yang tinggi akan tidak memiliki kesulitan sama sekali. Malah cobaan mereka akan jauh lebih besar dan sulit dibandingan dengan yang lainya. Namun biasanya mereka ini telah memiliki level kapasitas AQ Adversity Quotient yang juga sangat mumpuni, sebagai buah dari upaya mengasah dan meningkatkan kapasitas QQ secara terus menerus,” Kata Dewa Wijaya, pria yang saat ini masih aktif sebagai perwira Polri berpangkat AKBP ini.
“Disisi lain juga, sebagian besar dari mereka tentunya tidak akan mungkin mau menampakan kesulitan yang sedang mereka hadapi kepada orang lain. Karena itu akan sangat tidak perlu untuk dilakukan” tegas Dewa yang sempat menjabat sebagai Kapolsek di serpong Banten dan dikenal dengan panggilan AKP Dewa Wijaya ini.
Maka sudah bisa dipastikan bahwa orang-orang dengan kapasitas AQ yang baik, akan tampak selalu tenang dan bersahaja. Meski sedang dalam situasi genting sekalipun.
“Orang-orang seperti itulah yang akan sangat bisa diandalkan dalam menangani urusan-urusan besar dan rumit. Karena tanpa kapasitas AQ yang cukup, potensi kesulitan yang mengikuti urusan-urusan besar, hanya akan melahirkan kepanikan. dan kita tentunya tahu bahwa manusia saat sedang panik akan sangat tidak bisa diandalkan sama sekali.” Tutup DW mengakhiri penjelasnya hari itu. (red)