(AL IQRO’ Ampenan, 3_9_21) Olahraga bela diri Shorinji Kempo menanamkan filosofi yang sangat mendasar dalam ajaranya. Filosofi untuk bisa mengukur garis batas kekuatan untuk mempertahankan harga diri, dengan penghargaan terhadap harga diri orang lain. “Filosofi utama dalam seni bela diri Shorinji Kempo adalah ‘Kasih sayang tanpa kekuatan adalah kelemahan, kekuatan tanpa kasih sayang adalah kezaliman’. […]selengkapnya
(Ampenan, 1_9_21) “Mensana‘ itu tak selalu berujung ‘in corpore sano’, karena terkadang jiwa yang kuatlah yang membuat tubuh menjadi sehat,” ungkapan berbahasa latin itu mengawali fokus perbincangan bersama Dr. Dewa Wijaya hari itu, Selasa (31_8_21). Pemerhati sosial budaya berlatar pendidikan hukum itu menyoal rumitnya situasi kesehatan masyarakat beberapa tahun terakhir. Pandemi membuat hampir semua orang […]selengkapnya
(Ampenan, 21_8_21) Setiap orang normal pasti pernah sakit. Baik sakit yang ringan atau berat, yang bersifat fisik atau psikis. Pada masa sakit ini, hampir semua orang akan merasa tak nyaman dan akan berusaha dengan segala cara untuk kembali sembuh. “Yang namanya sakit, apapun bentuknya pasti tidak akan terasa nyaman. Semua orang yang menyadari dirinya sedang […]selengkapnya
(Ampenan, 16_8/21) Banyaknya harta dan tingginya pendidikan seseorang sudah pasti akan tergambar jelas pada fisik lahir pihak tersebut. Orang kaya biasanya akan tampil gagah, cantik dan wangi, sementara orang pintar akan menonjol cara berkomunikasinya. Namun siapa sangka kekayaan dan kepintaran sering membuat hati manusia menjadi kotor dan rendah. “Orang kaya dengan duitnya bisa ke salon […]selengkapnya
(Ampenan, 12-8-21) Banyak bukti yang menunjukan bahwa Nusantara dahulu adalah bangsa yang sangat besar. Sejak ribuan tahun lalu, situs dan bukti-bukti sejarah itu menunjukan secara jelas bahwa Nusantara merupakan bangsa yang memiliki peradaban yang tinggi. Tentunya bisa dipastikan bahwa hampir tak ada anak bangsa, yang tidak merasakan kebanggaan menjadi bagian dari kedaulatan yang masyhur tersebut, […]selengkapnya
(AL IQRO’ Ampenan) Budaya adat masyarakat ketimuran sangat familiar dengan fanatisme kesukuan, agama dan ras. Tidak mungkin muncul secara natural, budaya fanatik SARA itu menjadi bagian keseharian masyarakat karena diajarkan secara turun-temurun oleh para leluhur. Pengamat sosial budaya Dr. Dewa Wijaya menyebutkan bahwa jiwa fanatik SARA ini kerap dimaknai negatif oleh banyak pihak. Padahal Dewa […]selengkapnya
(AL IQRO’ Ampenan) Setiap Warga Negara Indonesia pastilah mengerti apa arti kata saudara dan persaudaraan. Semua juga pasti sangat memahami bahwa dua kata tersebut sangat berbeda arti dan pemaknaanya. Pengamat sosial budaya Dr. Dewa Wijaya dalam diskusi singkat melalui sambungan telepon, sempat menyinggung dua kata tersebut, tidak spesifik dari sisi arti dan makna. Namun lebih […]selengkapnya
(AL IQRO’ Ampenan) ‘Setiap orang ada masanya, dan setiap masa ada orangnya’. Kalimat itu sudah tidak asing lagi terdengar dan sepertinya tidak sulit dimengerti maksud dan maknanya. Namun tidak banyak orang yang terdetik hatinya untuk lebih dalam menelaah dan merenungkan, semesta luas cakupan yang diliputinya. “Ada hukum kausalitas atau hukum sebab akibat yang mendasari rentetan […]selengkapnya
(AL IQRO’ Ampenan) Beberapa waktu belakangan ini tidak sedikit dari peran tingkah laku sebagian masyarakat, mengaitkan hal-hal tertentu dengan urusan religiusitas. Meski sadar ataupun tidak perbuatan tersebut terkadang sebenarnya tampak jelas tidak berkaitan secara fundamental dengan urusan keagamaan. Bahkan dalam beberapa urusan tertentu, beberapa gelintir pihak tidak jarang menggunakan nama Tuhan dalam sejumlah urusan, yang […]selengkapnya
(AL IQRO’ Ampenan) Semua manusia sama di Mata Yang Maha Kuasa, semua orang berkedudukan sama di depan hukum, setiap orang terlahir sama dengan tidak membawa apa-apa dan akan kembali dalam kondisi yang sama pula. Kalimat-kalimat itu sudah sangat lumrah terdengar dan diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Namun tidak dapat diabaikan bahwa terjadi perbedaan […]selengkapnya