AL IQRO’ Ampenan – Beberapa waktu terakhir fokus pemberitaan media masa dan media sosial masyarakat tertuju pada beberapa kejadian yang mengundang rasa miris, sedih bahkan kecewa dan marah. Beberapa kejadian yang membuat heran bahkan sampai tidak percaya ada pihak yang mampu berbuat jauh dari ukuran kewajaran. Baik dari sisi kapasitas, posisi, kewenangan maupun keilmuan yang dimiliki, beberapa orang ternyata disebut-sebut bisa melakukan tindakan di luar batas kewajaran.
“Adab adalah kunci pakem yang akan menjaga manusia dari tindakan diluar batas,” Ungkap Dr Dewa Wijaya memulai percakapannya dengan sejumlah pihak di Tangerang, Rabu 24 Agustus 2022.
Dewa menilai bahwa setiap manusia pada dasarnya terlahir dengan dua sisi yang kontradiktif. Ada sifat yang membuatnya mampu berbuat baik, sebaliknya ada juga sifat yang membuat orang dapat berbuat sampai diluar batas.
“Kita tidak jarang melihat ada orang yang sehari-hari dikenal sangat baik, namun karena suatu hal terjerumus dan terlibat menjadi pelaku tindakan yang sangat merugikan,”ungkap Doktor Ilmu Hukum Pidana tersebut.
“Namun tidak jarang juga kita melihat kejadian yang sebaliknya. Karena semua individu pada dasarnya memiliki kecenderungan untuk mengarah pada kedua kondisi tersebut,” ungkap Dewa.
Karenanya Ia menegaskan bahwa setiap orang harus mengutamakan juga pendidikan mental dan budi pekerti dalam kesehariannya. Karena pendidikan moral ini yang akan tumbuh menjadi adab, yang akan menjadi tembok pelindung bagi individu dari terjerumus kepada perbuatan tidak wajar tersebut.
“Pendidikan moral itu sangat penting, itu sebabnya pada setiap organisasi yang mengajarkan kekuatan seperti persatuan bela diri. Pasti akan banyak menyertakan pendidikan mental dan moral berbarengan dengan pendidikan teknik bela dirinya,” ungkap Dewa yang saat ini dipercaya mengemban tanggung jawab sebagai Ketua PERKEMI Shorinji Kempo Provinsi Banten tersebut.
Dicontohkannya dalam ilmu beladiri Shorinji Kempo, selalu ditekankan enam sikap disiplin sebagai salah satu prioritas pendidikan non fisiknya.
“Kunci Sikap Kenshi Dalam Dojo yang pertama adalah Kyaka Shoko yang mencerminkan diri. Contoh memasuki Dojo dengan melepas sandal atau sepatu dan diatur rapi, membukakan pintu dan mempersilahkan orang lain untuk masuk terlebih dahulu. Kedua Gassho Rei adalah saling menghargai sebagai manusia. Contohnya memberikan hormat dan salam, baik di dojo ataupun di luar dengan semangat kasih sayang dan penghormatan. Ketiga Samu adalah memuliakan pekerjaan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya membersihkan dojo sebelum atau setelah latihan merupakan simbol kerendahan hati dan kebersihan hati.” Ungkap Dewa menjelaskan
Ia melanjutkan sikap keempat dicerminkan dengan cara berpakaian penampilan yang harus bersih dan rapi, memakai pakaian yang menarik perhatian tidak diperkenankan. Kelima dalam bersikap harus menunjukan sikap untuk belajar. Contohnya menghormati senior, tidak meremehkan junior, sikap kesshu saat diterangkan dan fokus kepada pelatih tidak bicara sendiri atau mengalihkan perhatian di tempat lain.
“Sifat keenam harus selalu berbicara yang layak. Berbicara dengan kata-kata yang keluar dari mulut kita mempunyai resonansinya, perwujudan atau ekspresi dari yang berbicara. Kata kata yang positif yang membangun yang tepat mengekspresikan rasa hormat terhadap lawan. Seperti itulah cara berbicara seorang kenshi.” Tutup Dewa dengan tegas. (red)